Kendari, Sultratoday.co.id – Puluhan mahasiswa menggelar doa dan yasinan di depan Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Sulawesi Tenggara, Kamis (20/08/2020).
Yasinan tersebut digelar selepas ibadah shalat isya, menjelang peringatan setahun tragedi berdarah dan dimulai dengan membacakan Surah Yasin untuk mendoakan dua orang kawan mereka yang gugur dalam aksi unjuk rasa #ReformasiDikorupsi #RakyatBergerak, Randy dan Muhammad Yusuf Kardawi itu.
Koordinator Aksi, Rahman Paramai mengatakan, hal ini dilakukanuntuk mendoakan almarhum Randy dan Yusuf, juga untuk merawat ingatan akan tragedi berdarah tersebut.
“Kami menolak lupa, hingga hari ini, kami masih konsisten untuk terus berjuang mencari keadilan atas kematian Randy dan Muhammad Yusuf Kardawi,” ujarnya.
Ia menuntut agar seluruh pihak yang terlibat dalam tragedi itu untuk diperiksa dan dihukum, karena telah lalai dan tidak melaksanakan perintah Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat itu yang melarang penggunaan senjata api saat pengamanan aksi unjuk rasa.
“Kami meminta agar mantan Direktur Intelijen dan Keamanan (Dirintelkam) Polda Sultra diperiksa. Juga penyidik Ditreskrimum terkait perubahan BAP saksi-saksi dari mahasiswa,” jelasnya.
Selain itu, ia juga menuntut agar Kapolri mengevaluasi kembali keputusannya mengangkat Brigjen Pol Yan Sultra Indrajaya sebagai Kapolda Sultra yang baru, karena ditengarai Brigjen Yan adalah salah satu orang yang paling bertanggungjawab dalam tragedi berdarah itu.
“Pak Kapolri, kami menolak penunjukkan Yan Sultra sebagai Kapolda dan juga penunjukkan Kombes Pol Jemy Junaidi, mantan Kapolres Kendari sebagai kepala Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Sultra. Mereka ini yang paling bertanggungjawab atas Tragedi Sedarah,” katanya.