SultratToday.Co.Id.Sultra – Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Propinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Arjaya Dwi Raya mengungkapkan perkembangan industri jasa keuangan di wilayah Sultra mengalami pertumbuhan, utamanya dari sisi penyaluran Kredit Usaha Mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
” dari sisi penyaluran kredit kepada Kredit UMKM mengalami pertumbuhan sebesar 11,83% dengan rasio NPL di posisi 3,29%. Pangsa kredit UMKM mencapai 37,54% dari total penyaluran kredit sebesar Rp.34,40 Triliun, ” Ungkap Arya dalam giat Media Gathering Bincang Jasa Keuangan (BIJAK) yang dilaksanakan di Aula Plaza Iin Kendari, Selasa (28/11/2023).
Di dampingi, Kabag Pengawasan LJK IJK Sultra Raya Prabu Rizal, Kepala Subbagian Pengawasan Bank 1 OJK Sultra Shintia Wijayanti , serta Kanit I SubDit II Tipideksus Ditreskrimsus Polda Sultra AKBP Ahmad Fahtoni SH. Kegiatan ini juga dihadiri 40 media diSultra.
Arya menyampaikan, Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembaruan informasi terkait perkembangan Industri Jasa Keuangan, dan himbauan Waspada Investasi Ilegal/ bodong yang marak dialami oleh masyarakat.
” Pada kegiatan ini OJK melibatkan Perwakilan dari Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara yang merupakan salah satu anggota Satgas Waspada Investasi (SWI), ” Sambut Arya pula.
Lebih lanjut, Arjaya Dwi Raya mengungkapkan kegiatan ini merupakan agenda yang secara periodik dilakukan untuk diseminasi informasi terkait perkembangan sektor jasa keuangan khususnya di Sulawesi Tenggara.
Pertemuan ini juga dilakukan guna menyampaikan kebijakan kebijakan yang dikeluarkan OJK untuk meningkatkan kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) guna mendorong pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi serta perlindungan konsumen di sektor jasa keuangan.
Diharapkan pula hal ini dapat menjadi pintu informasi kepada masyarakat melalui media pemberitaan, agar literasi masyarakat semakin meningkat sehingga mampu memahami manfaat dan risiko yang melekat dalam produk jasa keuangan dan terhindar dari penawaran investasi ilegal.
Pada kesempatan lain, Kepala Bagian Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Sultra Arya Prabu dalam pemaparannya menyampaikan informasi perkembangan Industri Jasa Keuangan sampai dengan September 2023 dengan jumlah jaringan kantor Industri Perbankan sebanyak 184 dengan rincian jumlah bank umum sebanyak 23 dengan jaringan kantor sebanyak 178, dan Kantor Pusat BPR sebanyak 15 dengan jumlah jaringan kantor sebanyak 6 mengalami pertumbuhan yang cukup positif.
Ia menyampaikan Secara umum Aset Perbankan di Sultra posisi September 2023 tumbuh 10,53% (yoy) menjadi sebesar 46,87 T, Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,15% (yoy) menjadi sebesar 31,87 T, disertai indikator fungsi intermediasi (LDR) yang tinggi 109,41% dengan risiko kredit (NPL) yang tetap terjaga sebesar 1,93%.
Dari sisi penyaluran kredit kepada Kredit UMKM mengalami pertumbuhan sebesar 11,83% dengan rasio NPL di posisi 3,29%. Pangsa kredit UMKM mencapai 37,54% dari total penyaluran kredit sebesar Rp.34,40 Triliun.
” Bila dilihat dari kategori UMKM, pertumbuhan kredit UMKM secara yoy didominasi oleh Kredit Mikro 66,45%, Kecil dan Menengah yang masing-masing terkoreksi -29,74%, dan – 5,93%, ” Ungkap Arya Prabu.
Selain pertumbuhan pada industri perbankan hal yang sama juga ditunjukkan pada Industri Keuangan Non Bank (IKNB) per September 2023 jumlah 58 jaringan kantor (konvensional dan syariah) dengan rincian perusahaan pembiyaan sebanyak 35, pergadaian 1, asuransi jiwa 6, asuransi umum 13, modal ventura 3. Per Juli 2023, pertumbuhan Aset Modal Ventura terkoreksi sebesar – 47,92% yoy. Pembiayaan Penyertaan Modal Ventura tumbuh sebesar 127,05% yoy.
Sementara untuk Pada TW 2 2023, premi Asuransi Umum tumbuh sebesar 22,07% klaim Asuransi Umum tumbuh sebesar 33,32% qtq sedangkan Premi dan klaim Asuransi Jiwa tumbuh masing- masing sebesar 14,80% dan 8,15%. Non Performing Fund (NPF) Perusahaan Pembiayaan posisi Juli 2023 sebesar 1,98% meningkat sebesar 0,09% dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang mencapai 1,89%.
Sementara, untuk tingkat Inklusi masyarakat terhadap produk investasi di Lembaga Jasa Keuangan Pasar Modal di Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan yang tercermin dari jumlah rekening investasi tumbuh 37,55% yoy dengan total rekening investasi posisi September 2023 sebanyak 79.622 rekening .
” Selain itu perkembangan pengguna fintech di Provinsi Sulawesi tenggara mengalami pertumbuhan yang juga positif, ” Ungkapnya pula.
Dilihat dari jumlah lender (akumulasi) terdapat peningkatan sebanyak 1.313 entitas atau 54,14% yoy, seiring dengan itu borrower (akumulasi) juga mengalami peningkatan sebesar 55,87% yoy di sisi jumlah transaksi per akun di Provinsi Sulawesi Tenggara, khusus untuk akun lender tumbuh sebesar 51,35% yoy dan transaksi borrower tumbuh sebesar 39,59% yoy.
Untuk posis Per Agustus 2023, jumlah outstanding pinjaman fintech di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar Rp. 196 Miliar atau meningkat 27,67% yoy. (RN)