Sultratoday.co.id.-SULTRA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat Secara umum Aset Perbankan Sultra mengalami pertumbuhan yang cukup positif di posisi Februari 2023 tercatat sebesar 10,68% (yoy) atau sebesar 44,55 Triliun Rupiah jika di bandingkan pada februari 2022 sebesar kurang lebih 39,90 Triliun Rupiah. Hal itu diungkapkan Kepala Subbagian Pengawasan Bank 1 OJK Sultra Shintia Wijaya Putri dalam paparannya saat melaksanakan kegiatan Bincang Jasa Keuangan “Bijak” bersama puluhan Awak Media , yang dilaksanakan di Gedung Learning Center Ojk Sultra,Kamis (30/03).
lebih lanjut Shitia menjelaskan pertumbuhan positif ini didukung oleh peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 10,04% (yoy) menjadi sebesar 32,20 T, disertai indikator fungsi intermediasi (LDR) yang tinggi 110,65% dengan risiko kredit (NPL) yang tetap terjaga sebesar 1,83%.
“ Nah, total aset ini pertumbuhannya di dukung oleh peningkatan dana pihak ketiga meningkat sebesar 10.04 persen dibandingkan februari 2022, terutama untuk pertumbuhan yang signifikan itu berada pada Giro 27,63 persen, tetapi untuk komposisi DPK itu yang mendominasi adalah tabungan,” ungkap Shintia dalam paparannya.
Sementara untuk Kredit Perbankan di Sulawesi Tenggara didominasi oleh penyaluran kredit kepada Sektor Pemilikan Peralatan Rumah tangga Lainnya, termasuk pinjaman multiguna yaitu sebesar 40,16%, kemudian sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 18,84%, dan sektor Untuk Pemilikan Rumah Tinggal 10,94%.
Dari sisi pertumbuhan year on year, sektor Pertambangan dan Penggalian bertumbuh paling signifikan yaitu 24,78%, kemudian disusul Pertanian, Perburuan dan Kehutanan sebesar 20,93%, kemudian Untuk Pemilikan Rumah Tinggal sebesar 18,81% serta Untuk Perdagangan Besar dan Eceran juga Untuk Pemilikan Peralatan Rumah Tangga Lainnya masing-masing sebesar 7,67% dan 5,62%.
Shintia mengungkapkan pada penyaluran kredit kepada Kredit UMKM saat ini mengalami pertumbuhan sebesar 12,51% dengan rasio NPL di posisi 3,53%. Pangsa kredit UMKM mencapai 33,60% dari total penyaluran kredit sebesar Rp35,54 Triliun. Bila dilihat dari kategori UMKM, pertumbuhan kredit UMKM secara yoy didominasi oleh Kredit Mikro 51,99%, Kecil dan Menengah yang masing-masing terkoreksi -13,24%, dan -13,06%.
“ Kemudian dari sisi activa penyaluran kredit ini totalnya di posisi februari itu 35,85 Triliun dengan pertumbuhan sebesar 9,86 persen secara Year on year (Tahun ke tahun). Untuk kredit ini didominasi oleh kredit komsumsi sebesar 19,32 Triliun dengan peningkatan sebesar 8,79 persen , kemudia ada juga kredit modal kerja sebesar 13,19 triliun dengan peningkatan 12,74 persen dan juga investasi meningkat 5,25 persen menjadi 3,3 Triliun. Itu untuk indikator indikator keuangan,” ungkapnya pula.
Terkait proyeksi restrukturisasi Sampai dengan Februari 2023, Perbankan dan Perusahaan Pembiayaan di Sultra telah melakukan proses restrukturisasi kepada 70.633 Debitur dengan Baki Debet sebesar Rp4,40 Triliun.
Adapun share debitur UMKM terhadap total realisasi restrukturisasi di Prov Sultra sebesar 94,42% atau 18.459 debitur dari total debitur sebanyak 19.015. Kredit dan Jumlah Debitur restrukturisasi Perbankan akibat covid-19 per Februari 2023 terus bergerak turun dengan tren melandai dibandingkan bulan sebelumnya.
Peran restrukturisasi sangat besar guna menekan tingkat rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) dari Bank sehingga stabilitas sektor jasa keuangan terjaga dengan baik. Tercatat pula dari sisi Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Per Desember 2022, pertumbuhan Aset Modal Ventura terkoreksi sebesar -7,73% yoy. Piutang Perusahaan Pembiayaan terkoreksi sebesar -0,70% yoy.
Sementara Pada TW 4 2022, premi Asuransi Umum tumbuh sebesar 91,27% klaim Asuransi Umum terkoreksi sebesar -82,73% qtq sedangkan Premi Asuransi Jiwa tumbuh sebesar 12,95% klaim terkoreksi sebesar -9,57% dan Non Performing Fund (NPF) Perusahaa Pembiayaan posisi Desember 2022 sebesar 1,56% membaik sebesar 1,17% dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang mencapai 2,73%.
Sedangkan Pada posisi Agustus 2022 Premi Perusahaan Asuransi Umum Syariah tumbuh 310,02% yoy dengan total premi sebesar Rp76,717 Juta dan total klaim sebesar Rp32,14 Miliar. Untuk Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah pada posisi Agustus 2022 total premi tumbuh 14,94% yoy dengan total premi sebesar Rp32,146 Juta dan total klaim sebesar Rp3,85 Miliar. (RN)