Jakarta, Sultratoday.co.id — Perkembangan kasus terinfeksi corona hari ini cukup mengkhawatirkan. Jumlah kasus infeksi virus corona di Indonesia terus mengalami penambaha bahkan mencapai rekor terbesar.
Tercatat ada 2.657 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir pada Kamis (9/7/2020). Jumlah kasus baru tersebut merupakan rekor penambahan harian tertinggi dalam pencatatan kasus Covid-19 di Indonesia.
Jumlah konfirmasi positif itu didapatkan setelah dilakukan pemeriksaan terhadap 70.736 spesimen dalam sehari.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto dalam konferensi pers, mengatakan bila dilihat sebaran kasus positif hari ini, jumlah penambahan kasus tertinggi hari ini di Jawa Barat sebanyak 962 kasus baru dan melaporkan sembuh 27 orang. Jawa Timur ada 517 kasus baru dengan 263 sembuh. DKI Jakarta melaporkan 284 kasus baru dan 221 kasus sembuh.
Sulawesi Selatan dengan 130 kasus baru dengan 189 sembuh. Sulawesi Utara 126 kasus baru dengan 27 sembuh. Jawa Tengah 120 kasus dengan 30 sembuh. Kalimantan Selatan 108 kasus baru dengan 23 sembuh, Sumatra Utara 108 kasus baru dengan 11 sembuh.
Gerakan Memakai Masker
Sementara itu, kedasaran masyarakat Indonesia memakai masker di masa pandemi covid-19 dianggap masih sangat rendah. Sekitar 30 persen. Sementara, yang membutuhkan masker masih sangat banyak namun tidak dapat mengaksesnya karena berbagai kendala, ketidakmampuan ekonomi, bahkan tidak tersedianya masker di lingkungan mereka.
Sigit Pramono, inisiator sekaligus Ketua Gerakan Pakai Masker (GPM) mengatakan terus melakukan gerakan dengan kampanye publik pakai masker di 9.200 pasar tradisional di Indonesia yang di dalamnya ada lebih dari 7 juta pedagang, belum termasuk pembelinya.
“Seperti diketahui, pasar tradisional adalah urat nadi perekonomian negeri kita. Pada umumnya mereka belum banyak terjamah oleh gerakan bantuan sosial dan pembagian masker gratis yang sudah dilakukan beberapa pihak selama ini. banyak gerakan yang menggunakan platform digital, sehingga masker hanya beredar di kelompok yang akrab dengan penggunaan aplikasi digital. GPM bermaksud untuk membantu kelompok masyarakat yang masih
membutuhkan sosialisasi pemakaian masker yang benar,” kata Sigit Pramono, di Jakarta, Rabu (8/7).
Dia menambahkan setelah pasar tradisional, GPM akan melakukan kerja sama dengan pesantren di seluruh Indonesia untuk melakukan sosialiasi pemakaian masker. Selanjutnya akan disasar target per kelompok masyarakat tertentu seperti misalnya, perguruan tinggi, sekolah, kaum perempuan, kaum profesional kelompok perbankan, kaum milenial, pelaku seni budaya, dan lain-lainya.
Sebelumnya, penyuluhan untuk Penyuluh Pedagang Pasar angkatan I telah dilakukan pada 24 Juni 2020 yang mencakup 237 pasar se-Jabodetabek. Sedangkan Penyuluhan untuk Penyuluh Angkatan ke II meliputi 1.749 pasar rakyat di provinsi Jabar dan Banten (di luar Bodetabek yang sudah masuk angkatan I), Provinsi Jateng, dan DIY.
“70% kegiatan GPM adalah kampanye publik penggunaan masker. 30% membantu mengumpulkan dan menyalurkan masker kepada yang membutuhkan. Itupun kita akan bekerja sama dengan pihak-pihak yang sudah melakukan hal itu seperti BenihBaik.com, Gemas, PeduliSehat dll,” ujarnya. (ER)